Sabtu, 12 Maret 2016

Stress dapat diartikan sebagai respons (reaksi) fisik dan psikis, yang berupa perasaan tidak enak, tidak nyaman atau tertekan terhadap tuntutan yang dihadapi yang bersifat mengancam, mengganggu, membebani, atau membahayakan keselamatan, kepentingan, keinginan, atau kesejahteraan hidup. Salah satu stimulus dari stress yaitu contohnya ujian atau tugas yang diberikan bagi para mahasiswa. Stress ini dapat mengancam semua kalangan dari mulai bayi sampai dewasa, orang kaya sampai orang kurang mampu, wanita ataupun pria.
Stress adalah keadaan yang membuat tegang yang terjadi ketika orang mendapatkan masalah atau tantangan yang belum mempunyai jalan keluar atau banyak pikiran yang menggangu seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya (Conninger dalam Triantoro & Norfans, 1996).
Untuk mengetahui seseorang mengalami stress atau tidak, dapat dilihat dari gejala-gejala fisik atau psikis. Gejala fisik diantaranya ditandai dengan sakit kepala, sulit tidur, mudah lelah, kurang selera makan, dll. Sedangkan gejala psikis dari stress meliputi gelisah atau cemas, kurang berkonsentrasi dalam belajar, masa bodoh, pesimis, bungkam seribu bahasa, malas, sering melamun, sering marah-marah, dll.
Stress sendiri dapat bersifat mendorong ke arah kemajuan dan dapat pula menghambat performa anda. Stress yang merugikan disebut distres dan stress yang mengu ntungkan disebut eustres. Seseorang yang stress terus-menerus akibatnya menjadi negatif karena dapat mengganggu kesehatan dan kehidupan pada umumnya. Reaksi dari stress dapat digolongkan menjadi beberapa gejala (Rice, 1992) dalam Safari dan Saputra (2009:30) yaitu sebagai berikut:
  1. Gejala Fisiologis, berupa keluhan seperti gelisah, sakit kepala, diare, sakit pinggang urat tegang, tekanan darah tinggi, kelelahan, dll.
  2. Gejala Emosional, berupa keluhan seperti gelisah, mudah marah, gugup, mudah tersinggung, sedih, dan depresi.
  3. Gejala Kognitif, berupa keluhan seperti susah berkonsentrasi, sulit membuat keputusan, mudah lupa, melamun, dan pikiran kacau.
  4. Gejala Interpersonal, berupa sikap acuh tak acuh pada lingkungan, agresif, minder, kehilangan kepercayaan kepada orang lain, dan mudah menyalahkan orang lain.
  5. Gejala Organisosial, berupa meningkatnya keabsahan dalam kerja atau kuliah, menurunnya produktifitas ketegangan dengan rekan kerja atau teman.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan atau memicu timbulnya stress pada Rizki (pelaku bunuh diri). Diantaranya yaitu:
  1. Stressor Sosial. Stressor sosial meliputi tiga hal. Pertama, suasana kehidupan di keluarga. Kedua, faktor pekerjaan yang sangat berpengaruh pada terjadinya kasus di atas. Di sana diberitakan bahwa mahasiswa bunuh diri karena tidak sanggup menjalani beban kuliah yang terlalu berat, itu berarti ada kesenjangan antara dunia yang ditekuni dengan kemampuan yang ia miliki. Ketiga, suasana lingkungan luar.
  2. Ada beberapa situasi yang memungkinkan pelaku di atas melakukan bunuh diri. Yaitu pertama karena ancaman atau tuntutan dalam mengerjakan tugas. Ketika ia merasakan keadaan tersebut sebagai suatu ancaman bagi kenyamanan hidupnya, maka ia akan merasa stress. Kedua,karena frustasi. Ia merasa ada kendala pada usaha yang dilakukannya dalam mencapai tujuannya. Ketiga, adanya konflik atau permasalahan pada proses mencapai tujuannya. Kenyataan tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan adalah sebuah konflik. Dan ketika seseorang tidak dapat mengatasi konflik, maka akan timbul yang namanya stress.
  3. Masa transisi kehidupan. Rizki adalah seorang mahasiswa semester I. Ini menandakan bahwa ketidak sanggupan ia dalam menjalani proses kuliah karena ia masih dalam masa transisi, di mana seseorang masih menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru. Memang, jika remaja tidak dipersiapkan untuk menyikapi perubahan tersebut, maka tidak sedikit remaja yang mengalami stress.
  4. Keputusan hidup. Keputusan yang ia ambil untuk memasuki jurusan itu tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Maka dari itu, ia mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas dan memahami apa yang dosen berikan.
Tugas kuliah yang banyak memang menjadi hal yang biasa dalam proses perkuliahan dan tidak jarang menimbulkan kecemasan pada mahasiswa yang akhirnya berujung pada stress dan putus asa. Sehingga mahasiswa dalam kasus di atas nekad mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Namun sebenarnya itu tergantung pada diri individu itu sendiri, bagaimana ia mampu mengatasi tekanan yang berat. Baik tekanan fisik maupun mental. Dan setiap orang mempunyai cara sendiri dalam menyikapi hal tersebut. Sebenarnya ada beberapa cara bagi mahasiswa untuk mencegah terjadinya stress akibat tugas yang menumpuk pada saat yang singkat. Diantaranya:
  • Catat semua tugas yang didapat dari dosen.
  • Urutkan prioritas tugas. Mana tugas yang harus dikerjakan lebih awal dan mana tugas yang bisa diakhirkan.
  • Manajemen waktu. Atur waktu dengan cara membuat jadwal harian. Buat daftar apa saja yang harus dikerjakan pada hari tertentu mulai dari bangun tidur sampai akan tidur lagi.
  • Fun and enjoy. Ini hal yang sangat penting dalam mengerjakan sesuatu. Apabila kita bahagia dan menyenangi apa yang kita kerjakan, sesulit apapun yang dikerjakan akan terasa mudah. Dan karena tidak enjoy inilah orang mudah terkena stress karena mereka merasa tertekan akan beban yang dihadapi.
  • Hindari kegiatan yang dapat mengganggu kegiatan mengerjakan tugas. Seperti handphone, media sosial, menonton televisi, radio, dll.
  • Menjaga agar mood tetap baik. Salah satunya yaitu dengan hiburan. Tugas yang menumpuk memang sangat membosankan dan membuat mood menjadi buruk. Di sinilah hiburan diperlukan untuk menjaga mood agar tetap baik. Ini sangat berpengaruh dalam mengurasi tingkat stress. Hiburan bisa dengan mendengarkan musik atau bisa mengerjakan tugas ditemani snack atau cemilan kesukaan dan minuman yang bisa membuat mood menjadi lebih baik.
  • Team work. Ini penting untuk meringankan tugas kita. Jika tugas dikerjakan bersama-sama akan lebih mudah untuk diselesaikan jika mengerjakannya sendiri.
  • Jangan malu bertanya ketika mendapat kesulitan.
  • Minimalisir masalah. Masalah dalam mengerjakan tugas apapun pasti ada, tapi masalah bisa diminimalisir dengan mengerjakan tugas sesuai prosedur. Termasuk juga menjaga hubungan dengan teman. Hubungan baik antar individu ini juga perlu terutama dalam pekerjaan kelompok. Karena permasalahan antar individu dapat mengurangi tingkat profesionalisme dalam bekerja, dan akan berpengaruh dengan hasil pekerjaan yang dilakukan. Kalau dalam pekerjaan individu ini juga perlu, karena kalau kita memiliki hubungan baik dengan teman, pastinya jika ingin meminta bantuan jadi lebih mudah.
  • Selesaikan masalah dengan segera. Dan jika mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah, jangan sungkan untuk meminta bantuan orang lain. Karena jika masalah terus didiamkan, tidak menutup kemungkinan akan mengundang masalah yang lain dan kesempatan mengalami stress akan semakin besar.
  • Simpan data atau tugas dalam file khusus agar tidak hilang dan tidak tercampur dengan file lain.
  • Segera print tugas jika memang tugas tersebut mengharuskan untuk diprint. Ini untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti mati listrik.
  • Beribadah, dan berdoa. Ibadah adalah salah satu kebutuhan spiritual atau kebutuhan rohani. Untuk menenangkan jiwa dan pikiran hendaknya mendekatkan diri dengan Tuhan, dengan beribadah maka hati dan jiwa lebih tenang dan pikiran menjadi lebih terbuka. Dengan dibukakannya akal pikiran, maka ide-ide lebih mudah didapat. Pekerjaan juga semakin mudah, dan dapat selesai dengan tepat waktu dan hasil yang optimal.
Dalam mengatasi stress atau permasalahan yang terjadi, mahasiswa dapat melakukan metode coping yaitu kemampuan kita mengatasi masalah. Ketika mahasiswa sudah terjebak dalam stress atau kecemasan dalam menghadapi tuntutan di perkuliahan, baik proses perkuliahannya, tugas, ataupun ujiannya, mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan masalahnya yaitu bisa dengan cara sebagai berikut:
  1. Mengalihkan permasalahan tersebut pada hal yang dapat menjauhi masalah.
  2. Ceritakan permasalahan kepada orang lain. Karena dukungan emosional dari orang lain akan dapat menjadikan stress lebih mudah ditanggung.
  3. Melakukan pola hidup sehat. Seperti olah raga, mengkkonsumsi empat sehat lima sempurna, tidur teratur, dan juga bisa melakukan hobbynya.
  4. Meditasi merupakan teknik yang mulai diminati sebagai salah satu cara mengatasi stress. Selain bisa mencegah stress, meditasi juga memiliki keuntungan lain seperti konsentrasi menjadi lebih tajam dan pikiran menjadi lebih tenang.
  5. Mengubah sikap hidup. Seperti memulai untuk positive thinking.
  6. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing terkait kesulitan yang dihadapi.
  7. Jangan menyesali kejadian yang sudah terjadi.
Dalam implementasi kiat-kiat diatas tidak semudah yang dibayangkan. Harus ada sesuatu yang menjadi penguat. Maka di sini motivasi dalam belajarpun sangat diperlukan. Motivasi berperan sebagai pemicu semangat mahasiswa dalam menjalankan proses perkuliahan dari segala aspeknya. Baik aspek tugasnya, ujian, maupun proses belajarnya. Terkadang mahasiswa sendiri selalu merasa bosan dengan sistem perkuliahan yang monoton dan tidak terlepas dari yang namanya tugas. Dari rasa bosan itulah akan muncul kemalasan dalam belajar. Dan dari sanalah mahasiswa diharapkan mempunyai motivasi tinggi dalam belajarnya. Karena menurut teori Maslow, apabila seseorang menyenangi yang ia lakukan, maka ia akan termotivasi untuk melakukan apa yang ingin ia kerjakan. Begitupun sebaliknya.
Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain:
  1. Motivasi sebagai penguat belajar
Motivasi dapat berperan sebagai penguat belajar apabila seorang yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
  1. Motivasi sebagai penjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam belajar memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya.
  1. Motivasi menentukan ketekunan belajar
Seseorang yang termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun.
Ada beberapa hal yang dapat seseorang lakukan untuk meningkatkan motivasi berprestasi dalam belajarnya. Diantaranya:
  • Tetapkan tujuan sejelas mungkin.
  • Tentukan target pencapaian tujuan tersebut.
  • Berusaha untuk berteman dengan orang yang mempunyai semangat tinggi dalam belajar.
  • Berteman dengan orang yang selalu optimis.
  • Mencari motivator yang sekiranya mampu menjadi pemicu semangat dalam belajar.
  • Memperbanyak mencari tahu atau membaca biografi orang-orang yang sukses dan mencoba mengimplementasikan apa yang dilakukan oleh para tokoh tersebut.
  • Selalu mencoba kembali ketika gagal.

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
BIDANG BIMBINGAN PRIBADI
DI PERGURUAN TINGGI
  1. Judul Materi : Manajemen Stress dan Penanaman Motivasi Bejalar dalam Menghadapi Tugas Perkuliahan
  2. Bidang Bimbingan : Pribadi
  3. Fungsi Layanan : Pemahaman, Pencegahan, Pengentasan, Pemeliharaan.
  4. Komponen Program : Layanan Dasar.
  5. Tujuan Layanan : Membantu mahasiswa agar mampu mencegah timbulnya stress dan mengelola stress dalam tugas perkuliahan serta menanamkan motivasi belajar.
  6. Metode : Ceramah, Tanya jawab, Diskusi
  7. Sasaran : Mahasiswa BK Semester 1
  8. Hari, Tanggal : Sabtu, 28 Juni 2014
  9. Tempat : Audit Kampus II UAD
  10. Alokasi Waktu : 1 x 50 menit
  11. Alat dan Bahan : Laptop, LCD, Screen, Brosur
  12. Deskripsi Proses
TAHAPKEGIATANWAKTU
Pembuka
  1. Mengucapkan salam dan melakukan perkenalan dengan mahasiswa.
  2. Mengkondisikan kelas agar suasana kondusif dan mahasiswa bisa fokus pada materi yang akan disampaikan.
  3. Melakukan pengecekan atau absensi untuk mengetahui siapa saja yang masuk dan tidak masuk.
  4. Menyiapkan materi, alat, dan bahan yang akan digunakan dalam memberi layanan.
  5. Menyampaikan tujuan yang diharapkan dari pertemuan ini.
10 menit
Inti Acara
  1. Memulai memberikan layanan bimbingan sesuai dengan materi, alat, dan bahan yang ada dengan metode ceramah.
  2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya apa yang belum mereka ketahui mengenai materi yang disampaikan dalam ceramah, dan membuka diskusi.
35 menit
Penutup
  1. Konselor melakukan refleksi kepada mahasiswa tentang apa yang dapat mereka pahami dari materi yang disampaikan.
  2. Konselor membuat kesimpulan atas apa yang disampaikan dari materi tersebut.
  3. Mengucapkan salam.
5 menit

  1. Rencana Evaluasi
  • Penilaian segera
Melihat perhatian dan antusias mahasiswa dalam mengikuti layanan bimbingan.
  • Penilaian jangka pendek
Diadakan sesi tanya jawab terhadap materi layanan yang diberikan.
  • Penilaian jangka panjang
Memantau mahasiswa dalam menghadapi perkuliahan dan memantau semangat belajarnya.
  1. Rencana Tindak Lanjut
Mahasiswa yang memerlukan informasi atau bimbingan lebih lanjut dapat diberikan layanan konseling individu, konseling kelompok, bimbingan kelompok.
  1. Uraian Materi
  2. Pengertian Stress
Stress adalah keadaan yang membuat tegang yang terjadi ketika orang mendapatkan masalah atau tantangan yang belum mempunyai jalan keluar atau banyak pikiran yang menggangu seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya.


  1. Gejala Stress
Untuk mengetahui seseorang mengalami stress atau tidak, dapat dilihat dari gejala-gejala fisik atau psikis. Gejala fisik diantaranya ditandai dengan sakit kepala, sulit tidur, mudah lelah, kurang selera makan, dll. Sedangkan gejala psikis dari stress meliputi gelisah atau cemas, kurang berkonsentrasi dalam belajar, masa bodoh, pesimis, bungkam seribu bahasa, malas, sering melamun, sering marah-marah, dll.
  1. Pemicu Stress dalam Perkuliahan
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan atau memicu timbulnya stress. Diantaranya yaitu:
  • Stressor Sosial. Stressor sosial meliputi tiga hal. Pertama, suasana kehidupan di keluarga. Kedua, faktor pekerjaan. Ketiga, suasana lingkungan luar.
  • Yaitu pertama karena ancaman atau tuntutan dalam mengerjakan tugas. Ketika ia merasakan keadaan tersebut sebagai suatu ancaman bagi kenyamanan hidupnya, maka ia akan merasa stress. Kedua, karena frustasi. Seseorang merasa ada kendala pada usaha yang dilakukannya dalam mencapai tujuannya. Ketiga, adanya konflik atau permasalahan pada proses mencapai tujuannya. Kenyataan tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan adalah sebuah konflik. Dan ketika seseorang tidak dapat mengatasi konflik, maka akan timbul yang namanya stress.
  • Masa transisi kehidupan.
  • Keputusan hidup. Keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Maka dari itu, seseorang dapat mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas dan memahami apa yang dosen berikan.
  1. Tips Mencegah Stress dalam Menghadapi Tugas Perkuliahan
Sebenarnya ada beberapa cara bagi mahasiswa untuk mencegah terjadinya stress akibat tugas yang menumpuk pada saat yang singkat. Diantaranya:
  • Catat semua tugas yang didapat dari dosen.
  • Urutkan prioritas tugas.
  • Manajemen waktu. Atur waktu dengan cara membuat jadwal harian.
  • Fun and enjoy.
  • Hindari kegiatan yang dapat mengganggu kegiatan mengerjakan tugas.
  • Menjaga agar mood tetap baik.
  • Team work. Ini penting untuk meringankan tugas kita.
  • Jangan malu bertanya ketika mendapat kesulitan.
  • Minimalisir masalah.
  • Selesaikan masalah dengan segera.
  • Simpan data atau tugas dalam file khusus agar tidak hilang dan tidak tercampur dengan file lain.
  • Segera print tugas jika memang tugas tersebut mengharuskan untuk diprint.
  • Beribadah, dan berdoa.
  1. Kiat-Kiat Mengatasi Stress
  • Mengalihkan permasalahan tersebut pada hal yang dapat menjauhi masalah.
  • Ceritakan permasalahan kepada orang lain.
  • Melakukan pola hidup sehat.
  • Mengubah sikap hidup.
  • Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing terkait kesulitan yang dihadapi.
  • Jangan menyesali kejadian yang sudah terjadi.
  1. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar
Ada beberapa hal yang dapat seseorang lakukan untuk meningkatkan motivasi berprestasi dalam belajarnya. Diantaranya:
  • Tetapkan tujuan sejelas mungkin.
  • Tentukan target pencapaian tujuan tersebut.
  • Berusaha untuk berteman dengan orang yang mempunyai semangat tinggi dalam belajar.
  • Berteman dengan orang yang selalu optimis.
  • Mencari motivator yang sekiranya mampu menjadi pemicu semangat dalam belajar.
  • Memperbanyak mencari tahu atau membaca biografi orang-orang yang sukses dan mencoba mengimplementasikan apa yang dilakukan oleh para tokoh tersebut.
  • Selalu mencoba kembali ketika gagal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar