Selasa, 15 Maret 2016

SEGMEN PASAR


 SEGMENTASI PASAR
Pengertian segmentasi pasar 
Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar dapat berjalan dengan efektif maka harus memenuhi syarat-syarat pengelompokkan pasar sebagai berikut :
1. Measurability, yaitu ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat diukur atau dapat didekati.
2. Accessibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara efektif memusatkan (mengarahkan) usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih.
3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.
3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.

Pada hakekatnya setiap perusahaan yang menjual barang dan jasa hendaknya perlu melakukan segmentasi pasar (market segmentation). Lalu timbul suatu pertanyaan. Apa definisi atau pengertian segmentasi pasar (market segmentation)? dan apa pula tujuan segmentasi pasar (marketing segmentation) itu? Morrison memberikan definisi atau pengertian tentang market segmentation(segmentasi pasar) dengan mengatakansebagai berikut : “Market segmentation is the division of the overall market for a service into groups with common characteristics” Atau dalam terjemahan bebasnya (bahasa Indonesia) dikatakan bahwa segmentasi pasar (market segmentation) merupakan pembagian dari keseluruhan pasar untuk suatu pelayanan dalam kelompok-kelompok dengan karakteristik umum. Segmentasi pasar (marketing segmentation) merupakan suatu langkah awal pemasaran (marketing) untuk membagi-bagi berbagai macam konsumen yang ada di pasar dan memilih salah satu bagian dari segmen tersebut yang akan dijadikan target pemasaran (Marketing Target). Yang dimaksud dengan target pemasaran (Marketing Target) di atas adalah jenis konsumen yang dipilih merupakan tujuan pemasaran (marketing goals) paket outbound tour. Tujuan utama segmentasi pasar (Market Segmentation) adalah untuk merangsang semua pelanggan yang berpotensial. Pemasaran (marketing) yang tidak memiliki target adalah sia-sia, karena ada banyak kelompok pelanggan yang mungkin tidak tertarik untuk membeli jasa yang dijual. Inti dari suatu pemasaran (marketing) yang baik adalah mengambil satu segmen yang paling menarik dalam pelayanan yang spesifik dan mengaplikasikan unsur-unsur pemasaran terhadap segmen tersebut. Segmentasi (segmentattion) mencakup beberapa analisis sebagai berikut, segmen pasar (market segment) mana yang menjadi target pasar (market target)? Apa yang pelanggan inginkan dari jenis pelayanan yang dijual? Bagaimana cara terbaik untuk menyusun unsur-unsur pemasaran dalam memenuhi berbagai keinginan dan kebutuhan mereka? Di mana pelayanan tersebut dipromosikan? Dan kapan pelayanan itu dipromosikan?

 Pembagian segmen pasar:
1. Segmentasi pasar konsumen
Yaitu membentuk segmen pasar dengan menggunakan ciri-ciri konsumen (consumer characteristic), kemudian perusahaan akan menelaah apakah segmen-segmen konsumen ini menunjukkan kebutuhan atau tanggapan produk yang berbeda.

2. Segmentasi pasar bisnis
Yaitu membentuk segmen pasar dengan memperhatikan tanggapan konsumen (consumer responses) terhadap manfaat yang dicari, waktu penggunaan, daan merek.

3. Segmentasi pasar yang efektif (Fandy Ciptono, 2001)

* Dapat diukur (measurable), ukuran, daya beli, profil segmen;
* Besar segmen (subtantial): cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani;
* Dapat dijangkau (accessible): dapat dijangkau dan dilayani secara efektif;
* Dapat dibedakan (differentiable): secara konseptual dapat dipisahkan dan memberi tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan program bauran;
* Dapat diambil tindakan (actionable): program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen tersebut.

Evaluasi terhadap segmen pasar adalah adanya pertumbuhan segmen, daya tarik struktur segmen secara keseluruhan dan SDM, serta tujuan dan sumber daya perusahaan apakah perusahaan berinvestasi dalam segmen tersebut atau tidak

Penentuan Target Pasar
Konsentrasi segmen tunggal
Perusahaan memilih berkonsentrasi pada segmen tertentu. Hal itu dilakukan karena dana yang terbatas, segmen tersebut tidak memiliki pesaing, dan merupakan segmen yang paling tepat sebagai landasan untuk ekspansi ke segmen lainnya.

Spesialisasi selektif
Perusahaan memilih sejumlah segmen pasar yang menarik dan sesuai dengan tujuan serta sumber daya yang dimiliki.

Spesialisasi pasar
Perusahaan memusatkan diri pada upaya melayani berbagai kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu.

Spesialisasi produk
Perusahaan memusatkan diri pada pembuatan produk tertentu yang akan dijual kepada berbagai segmen pasar.

Pelayanan penuh (full market coverage)
Perusahaan berusaha melayani semua kelompok pelanggan dengan semua produk yang mungkin dibutuhkan. Hanya perusahaan besar yang mampu menerapkan strategi ini, karena dibutuhkan sumber daya yang sangat besar.

Pengertian Positioning
Positioning berhubungan dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas serta unik. Dengan demikian, produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan dengan produk dan jasa pesaing dalam persepsi konsumen.

Fokus utama positioning adalah persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan bukan hanya sekedar produk fisik. Keberhasilan positioning sangat ditentukan oleh kemampuan sebuah perusahaan untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai superior kepada pelanggan. Nilai superior sendiri dibentuk dari beberapa komponen.

Sedangkan kunci utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang diciptakan dari: persepsi perusahaan terhadap dirinya sendiri, persepsi perusahaan terhadap pesaing, persepsi perusahaan terhadap pelanggan, persepsi pesaing terhadap dirinya sendiri, persepsi pesaing terhadap perusahaan, persepsi pesaing terhadap pelanggan, persepsi pelanggan terhadap dirinya sendiri, persepsi pelanggan terhadap perusahaan, dan persepsi pelanggan terhadap pesaing.

Pengertian Deferensiasi
Deferensiasi yang kompetitif adalah tindakan merancang satu perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari lawan/pesaing. Deferensiasi bisa berdasarkan "produk" yang ditawarkan dengan berbagai keistimewaan, penambahan pelayanan, peningkatan kualitas, kemudahan pelanggan, dll. Deferensiasi "personil" dengan cara mempekerjakan atau melatih orang-orang yang lebih baik dari pesaing mereka. Sedangkan deferensiasi "saluran" yaitu perusahaan mencapai deferensiasi dengan cara membentuk saluran distribusi, terutama jangkauan, keahlian, dan kinerja saluran tersebut. Diferensiasi "citra" adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produk.


 Manfaat dan Kelemahan Segmentasi
Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
Gitosudarmo (2000) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:
1. Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
2. Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
3. Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
4. Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.
Sekalipun tindakan segmentasi memiliki sederetan keuntungan dan manfaat, namun juga mengandung sejumlah resiko yang sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan dari tindakan segmentasi itu sendiri, antara lain:
1. Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
2. Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.
3. Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
4. Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Segmentasi

Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.
Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Variabel-Variabel Segmentasi
Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab ituperlu dipelajari.
Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut:
1.Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.
2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan
misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.
3. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.
b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
4. Segmentasi Tingkah Laku
 

Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.
Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Manfaat yang dicari
Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari orang dalam kelas produk, jenis orang yang mencari setiap manfaat dan merek utama yang mempunyai setiap manfaat. Perusahaan dapat menggunakan segmentasi manfaat untuk memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merek utama yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan merek yang memberikan manfaat tersebut.
2. Status Pengguna
Pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali dan pengguna regular dari suatu produk. Pengguna potensial dan pengguna regular mungkin memerlukan imbauan pemasaran yang berbeda.
3. Tingkat Pemakaian
Pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah dan berat. Jumlah pengguna berat sering kali hanya persentase kecil dari seluruh pasar, tetapi menghasilkan persentase yang tinggi dari total pembelian. Pengguna produk dibagi menjadi dua bagian sama banyak, sebagian pengguna ringan dan sebagian lagi pengguna berat menurut tingkat pembelian dari produk spesifik.
4. Status Loyalitas

Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen. Konsumen dapat loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam merek. Kelompok lain agak loyal,mereka loyal pada dua merek atau lebih dari satu produk atau menyukai satu merek tetapi kadang-kadang membeli merek lain. Pembeli lain tidak menunjukkan loyalitas pada merek apapun. Mereka mungkin ingin sesuatu yang baru setiap kali atau mereka membeli apapun yang diobral.
 Segmentasi pasar merupakan langkah pertama dalam strategi pemasaran tiga tahap. Strategi pemasaran tiga tahap yaitu:
  1. Membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang homogen.
  2. Memilih satu segmen atau lebih yang dijadikan target. Pemasar harus mengambil keputusan atas dasar bauran pemasaran yang khusus yaitu produk, harga, saluran, dan/atau daya tarik promosi khusus untuk setiap segmen yang berbeda.
  3. Menentukan product positioning (posisi produk) sehingga dirasakan oleh para konsumen di setiap segmen yang dibidik sebagai produk yang memberikan kepuasan lebih baik daripada berbagai penawaran bersaing lainnya.

Segmentasi pasar banyak digunakan oleh para pelaku bisnis, diantaranya:
  • Para pemasar, karena strategi segmentasi pasar menguntungkan kedua belah pihak di pasar, para pemasar barabg-barang konsumen menjadi bergairah untuk melaksanakannya.
  • Para pengecer, contohnya The Gap membidik berbagai segmen umur, pendapatan, dan gaya hidup di berbagai toko eceran yang berbeda.
  • Hotel-hotel, membagi pasar mereka dan menargetkan jaringan hotel yang berbeda ke segmen pasar yang berbeda.
  • Perusahaan manufaktur industry, membagi pasar-pasar mereka, seperti yang dilakukan organisasi nirlaba dan media.
  • Badan-badan amal, seperti Palang Merah memfokuskan usaha-usaha pengumpulan dana pada “para penyumbang besar”.
  • Beberapa Pusat Seni Drama, Musik, dan Seni Tari, membagi para pelanggan atas dasar pencarian manfaat dan telah berhasil meningkatkan pengunjung melalui daya tarik promosi khusus.
Bagaimana segmentasi pasar beroperasi?
Studi segmentasi pasar direncanakan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan berbagai kelompok spesifik, sehingga barang dan jasa khusus dapat dikembangkan dan ditingkatkan untuk memuaskan kebutuhan setiap kelompok.
Studi segmentasi juga digunakan untuk menuntun perancangan ulang atau pengaturan ulang posisi produk tertentu atau penambahan segmen baru. Riset segmentasi digunakan oleh para pemasar , berbagai stasiun TV dan radio sampai surat kabar dan majalah untuk:
  1. Menutup kesenjangan produk,
  2. Mengenali media yang paling cocok untuk menempatkan iklan,
  3. Menentukan karakteristik pemirsa dan pendengar serta mengumumkan temuan-temuan untuk menarik para pemasang iklan yang mencari pendengar yang serupa.

DASAR SEGMENTASI PASAR
Dalam menyusun strategi segmentasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih dasar yang paling tepat untuk membagi pasar. Sembilan kategori utama karakteristik konsumen yang menjadi dasar untuk melakukan segmentasi adalah:

1. Segmentasi Geografis
Pada segmentasi geografis, pasar dibagi menurut tempat. Teori dalam strategi ini adalah bahwa orang yang tinggal di daerah yang sama memiliki kebutuhan dan keinginan yang serupa, dan bahwa kebutuhan dan keinginan ini berbeda dari kebutuhan dan keinginan orang-orang yang tinggal di daerah-daerah lain. Sebagai contoh, penjualan produk makanan tertentu dan/atau bermacam-macam makanan lebih baik di satu daerah daripada di berbagai daerah lain. Misalnya, nasi gudeg penjualan paling baik di Yogyakarta, sate ayam penjualan paling baik di Madura, buah apel penjualan paling baik di Malang, dll.
Segmentasi geografis merupakan strategi yang berguna bagi banyak pelaku pemasaran. Menemukan berbagai perbedaan berdasarkan geografis relative mudah untuk berbagai produk. Di samping itu, segmen-segmen geografis dapat dicapai dengan mudah melalui media local, yang mencakup surat kabar, TV, radio, dan majalah.

2. Segmentasi Demografis
Karakteristik demografis yang paling sering digunakan sebagai dasar untuk segmentasi pasar antara lain:
  • Usia,
  • Gender (jenis kelamin),
  • Status perkawinan,
  • Pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan, dsb.
Demografis membantu menemukan pasar target atau sasaran. Informasi demografis merupakan cara yang paling efektif dari segi biaya dan paling mudah diperoleh untuk mengenali target. Data-data demografis lebih mudah diukur daripada berbagai variabel segmentasi lain. Berbagai variabel denografis mengungkapkan kecenderungan yang memberikan isyarat berbagai peluang bisnis, seperti pergeseran usia, jenis kelamin, dan distribusi penghasilan.

3. Segmentasi Psikologis
Karakteristik psikologis merujuk ke sifat-sifat diri atau hakiki konsumen perorangan. Strategi segmentasi konsumen sering didasarkan pada berbagai variabel psikologis khusus. Misalnya, para konsumen dapat dibagi menurut motivasi, kepribadian, persepsi, pengetahuan, dan sikap.

4. Segmentasi Psikografis
Bentuk riset konsumen terapan ini biasa disebut analisis gaya hidup. Profil psikografis salah satu segmen konsumen dapat dianggap sebagai gabungan berbagai kegiatan (activities), minat (interests), dan pendapat (opinions) (AIO) konsumen yang dapat diukur. Dalam bentuk yang paling umum, studi psikografis AIO menggunakan serangkaian pernyataan (daftar pernyataan psikografis) yang dirancang untuk mengenali berbagai aspek yang relevan mengenai kepribadian, motif membeli, minat, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai konsumen.

5. Segmentasi Sosial Budaya
Berbagai variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) yaitu variabel sosial budaya menjadi dasar-dasar lebih lanjut bagi segmentasi pasar. Sebagai contoh, berbagai pasar konsumen telah berhasil dibagi lagi menjadi berbagai segmen berdasarkan tahap dalam siklus kehidupan keluarga, kelas sosial, nilai-nilai budaya inti, keanggotaan subbudaya, dan keanggotaan lintas budaya.

6. Segmentasi Terkait Pemakaian
Bentuk segmentasi ini sangat popular dan efektif dalam menggolongkan konsumen menurut karakteristik produk, jasa, atau pemakaian merek, seperti tingkat pemakaian, tingkat kesadaran, dan tingkat kesetiaan terhadap merek. Segmentasi tingkat pemakaian membedakan antara pemakai berat, pemakai menengah, pemakai ringan, dan bukan pemakai produk, jasa, atau merek khusus.

7. Segmentasi Situasi Pemakaian
Para pemasar memfokuskan pada situasi pemakaian sebagai variabel segmentasi disebabkan oleh kesempatan atau situasi sering menentukan apa yang akan dibeli atau dikonsumsi para konsumen.

8. Segmentasi Manfaat
Berubahnya gaya hidup memainkan peran utama dalam menentukan manfaat produk yang penting bagi konsumen, dan memberikan peluang bagi pemasar untuk memperkenalkan produk dan jasa baru. Segmentasi manfaat dapat digunakan untuk mengatur posisi berbagai merek ke dalam golongan produk yang sama.

9. Segmentasi Gabungan
Tiga pendekatan segmentasi gabungan (hybrid segmentation approach) adalah:
  • Profil Psikografis-Demografis
Profil psikografis dan demografis merupakan pendekatan yang saling melengkapi yang akan memberikan hasil maksimal jika digunakan bersama.
  • Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup, dan kebiasaan konsumsi yang sama.
  • VALS 2
System VALS secara lebih tegas memfokuskan pada usaha menjelaskan perilaku membeli konsumen.

KRITERIA UNTUK MEMBIDIK SEGMEN PASAR SECARA EFEKTIF
Untuk menjadi target yang efektif, maka segmen pasar tertentu haruslah:
  1. Dapat diidentifikasi,
  2. Mencukupi (dari sudut ukuran),
  3. Stabil atau bertumbuh,
  4. Dapat dimasuki (dapat dijangkau) dari sudut media maupun biaya.

MELAKSANAKAN STRATEGI SEGMENTASI 
Strategi Pemasaran yang Berbeda (Differential Marketing) adalah menentukan target beberapa segmen dengan menggunakan bauran pemasaran individual.
Strategi Pemasaran Terpusat (Concentrated Marketing) adalah menentukan target hanya satu segmen dengan satu bauran pemasaran unik.
Kontrasegmentasi adalah usaha untuk mengetahui kebutuhan yang lebih umum dan karakteristik konsumen yang akan diterapkan kepada anggota dua segmen atau lebih, dan menggabungkan kembali segmen-segmen itu ke dalam satu segmen yang lebih luas.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota Koperasi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI 
ANGGOTA KOPERASI

  1. Pendahuluan 

          Salah satu pihak yang bertanggung jawab untuk pengembangan koperasi adalah para anggota, betapapun gencarnya kampanye gerakan koperasi, besarnya biaya dan pembinaan dari pemerintah, serta dedikasi dari pengurus, badan pemeriksa dan manajer, tidak akan mendapat hasil yang sesuai dengan harapan, tanpa adanya partisipasi aktif dari para anggotanya.
          Partisipasi aktif anggota koperasi sangat diperlukan dalam pengelolaan koperasi, antara lain partisipasi aktif (kontributif) mereka dalam permodalan, pengambilan keputusan kebijaksanaan pengurusan dan pengawasan. Kemudian para anggota harus berpartisipasi (intensif) aktif dalam memanfaatkan pelayanan koperasi. Partisipasi aktif anggota dalam permodalan diwujudkan dalam bentuk pembayaran Simpanan pokok, Simpanan wajib, Simpanan sukarela dan jenis simpanan lainnya, simpanan-simpanan ini merupakan sumber utama dari permodalan koperasi, semakin besar jumlah simpanan semakin besar pula usaha yang dapat dilaksanakan dan dikembangkan oleh koperasi.  
          Setiap orang atau individu yang bergabung dalam suatu organisasi, pada umumnya didasarkan atas motivasi yang ada pada dirinya. Motivasi itu timbul karena kebutuhan baik ekonomi maupun sosial. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang disebut sebagai motivasi. Koperasi dapat berjalan dengan baik dan dapat berkembang karena partisipasi anggota koperasi, untuk itulah perlu diketahui Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi anggota dalam ikut mengambil bahagian dalam aktivitas usaha koperasi, sehingga koperasi dapat berjalan dalam melaksanakan kelangsungan hidup usaha koperasi.

  1. Pengertian dan Unsur-Unsur Partisipasi

             Partisipasi berasal dari kata “Participation” yang artinya ikut serta atau ikut mengambil bahagian. Partisipasi dapat didefinisikan sebagai keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam suatu situasi kelompok yang mendorong dia untuk memberikan kontribusi dan ikut bertanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan kelompok. Dari pengertian partisipasi di atas, dalam suatu kegiatan untuk dapat dikatakan partisipasi, maka harus memenuhi unsur-unsur tertentu sebagai berikut :
  1. Keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam organisasi.
  2. Situasi kelompok. Seseorang dikatakan melakukan kegiatan atau tindakan partisipasi jika dikaitkan dengan kelompok tertentu, tindakan atau kegiatan yang tidak berkaitan dengan kelompok, maka bukan kegiatan partisipasi tapi kegiatan untuk diri sendiri.
  3. Tujuan kelompok. Suatu kelompok yang tidak mempunyai tujuan tidak akan menimbulkan keinginan untuk berpartisipasi dari orang-orang yang menjadi anggota.
  4. Kontribusi. Seseorang yang telah menjadi anggota dari suatu kelompok dengan tujuan tertentu baru dikatakan berpartisipasi jika ia memberikan sumbangan atau kontribusi tertentu. Apabila seseorang menjadi anggota suatu kelompok tanpa memberikan kontribusi dan memanfaatkan pelayanan maka tindakannya tidak dapat dikatakan berpartisipasi.
  5. Ikut serta bertanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan organisasi.
            Berdasarkan pengertian dan unsur-unsur partisipasi seperti tersebut diatas, maka partisipasi anggota koperasi dapat diartikan sebagai “keterlibatan mental dan emosi yang mendorong anggota koperasi untuk memberikan kontribusi dan ikut bertanggung jawab atas tercapainya tujuan koperasi.

          Menurut Keith Davis, mengemukakan partisipasi sebagai keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggungjawab untuk pencapaian tujuan tersebut. Ada tiga gagasan penting dalam definisi yaitu keterlibatan, kontribusi dan tanggungjawab. Selanjutnya beliau mengemukakan bahwa partisipasi dapat berupa, pikiran (psychological participation), tenaga (physical participation), keahlian(skill participation), barang(material participation), dan uang (money participation).
           Sedangkan Adang K. Ardiwidjaja, mengemukakan bahwa tingkat partisipasi anggota dipengaruhi oleh beberapa faktor dan diantaranya : (1). Besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi baik secara ekonomis maupun non-ekonomis; (2). Karakter dan/atau motivasi individu baik secara utilitarian maupun normatif.
           Selanjutnya Harsono, menyatakan bahwa partisipasi anggota sangat mempengaruhi keberhasila suatu organisasi koperasi. Lebih lanjut dikatakan bahwa partisipasi anggota pada dasarnya dipengaruhi oleh motivasi individu dan komunikasi. Motivasi dapat berupa motivasi ekonomis yang erat hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan pokok, dan dapat pula berupa motivasi bukan ekonomis yang erat hubungannya dengan kebutuhan sosial dan aktualisasi diri. Bila diamati lebih jauh, motivasi ekonomis para anggota yang berupa keuntungan-keuntungan ekonomi yang dapat diperolehnya dari organisasi koperasi, seperti Sisa hasi usaha(SHU) dan pelayanan dalam memenuhi kebutuhannya, selain itu faktor komunikasi mempengaruhi partisipasi.
         Sedangkan Herman Soewardi, mengemukakan : Partisipasi anggota yang ideal adalah para anggota secara menyeluruh dalam pengambilan, penetapan kebijakan, arah dan langkah usaha, pengawasan terhadap jalannya usaha, modal usaha, pemamfaatan pelayanan usaha dan sisa hasil usaha. Dengan terwujudnya partisipasi yang ideal berarti pencerminan demokrasi ekonomi.
          Didalam pasal 20 ayat 1 sub c, Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, tentang Perkoperasian Indonesia, menyatakan Setiap anggota mempunyai kewajiban berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.

  1. Jenis-Jenis Partisipasi

              Pada dasarnya anggota koperasi melakukan partisipasi dalam suatu koperasi karena adanya manfaat yang diterima, dan manfaat yang diterima tersebut karena adanya kesesuaian antara apa yang diharapkan anggota dengan apa yang diharapkan oleh organisasi koperasi. Menurut Alfred Hanel, jenis-jenis partisipasi dapat diketahui dari dimensinya antara lain :
  1. Dalam kedudukannya sebagai pemilik bersama. Yaitu memberikan kontribusi terhadap pendirian dan pertumbuhan perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan(penyertaan modal, pembentukan cadangan, tabungan) dan melalui usaha-usaha pribadi maupun ikut serta dalam penentuan tujuan, pengambilan keputusan dan proses pengendalian kegiatan-kegiatan koperasi.
  2. Dalam kedudukan mereka sebagai pelanggan/pemakai manfaat dari potensi promosi yang diberikan oleh perusahaan koperasi. Atas dasar dimensi-dimensi partisipasi anggota koperasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

    1. Partisipasi sebagai pemilik dalam permodalan yang diwujudkan dalam bentuk kontribusi keuangan meliputi antara lain :
1). Simpanan Pokok
2). Simpanan Wajib
3). Simpanan Sukarela
4). Sipanan Khusus
5). Pembentukan cadangan modal

                   b.  Partisipasi anggota dalam segi manajemen berupa keikutsertaan dalam:
                        1). Penetapan tujuan koperasi
                        2). Pengambilan keputusan kebijaksanaan
                        3). Proses pengendalian kegiatan-kegiatan koperasi.

                    c.  Partisippasi sebagai pelanggan dalam memanfaatkan keluaran atau output 
                         perusahaan koperasi, berupa penyediaan barang atau pelayanan jasa 
                         kepada anggota koperasi.

                                 Berdasarkan dimensi-dimensi partisipasi yang dikemukakan diatas maka semakin jelas, bahwa partisipasi anggota dalam suatu organisasi koperasi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan dan perlu mendapat perhatian secara baik.
                                Sedangkan menurut Herman Soewardi, bahwa partisipasi yang ideal adalah keikut sertaan para anggota secara menyeluruh dalam pengambilan keputusan, penetapan kebijaksanaan, langka kerja, pengawasan terhadap jalannya usaha, permodalan, pemanfaatan pelayanan usaha dan menikmati sisa hasil usaha(SHU).
                    Pendapat lain mengenai partisipasi dikemukakan oleh Jochen Ropke, dengan membagi tipe-tipe partisipasi anggota menjadi :
    1. Partisipasi anggota dalam kontribusi atau mobilisasi sumber daya
    2. Partisipasi dalam pengambilan keputusan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
    3. Partisipasi dalam usaha/pemanfaatan pelayanan
                           Dari tipe-tipe partisipasi anggota koperasi tersebut dapat digambarkan 
                  secara skematis dalam gambar sebagai berikut :

Kewirausahaan Koperasi

KEWIRAUSAHAAN  KOPERASI
I.    Pengertian Wirausaha dan Kewirausahaan
Wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan  dari  padanya  serta  mengambil  tindakan  yang  tepat,  guna  memastikan kesuksesan 
(Geoffrey G. Meredith et.Al, 1995)
Kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen (Salim Siagian, 1998)
Menurut Skinner, 1992, Wirausaha(entrepreneur) merupakan seseorang yang mengambil risiko yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan menerima imbalan/balas jasa berupa profit financial dan maupun non financial.
Kewirausahaan dikenal sebagai suatu proses penciptaan nilai dengan menggunakan berbagai sumber daya tertentu untuk mengeksploitasi  peluang. Proses ini dibagi dalam beberapa tahapan khusus, yakni (Moriis, Avilla dan Allen 1993)
              Arti penting Kewirausahaan. Wirausaha memberikan beberapa manfaat seperti meningkatkan produktivitas, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan teknologi baru, menciptakan produk dan jasa baru, mendorong inovasi, menciptakan pekerjaan dan membantu organisasi bisnis besar. Meningkatkan Produktivitas. Dengan menggunakan metode baru, wirausaha dapat meningkatkan produksi. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dan Menciptakan Pekerjaan, wirausaha serta usaha kecil memberikan lapangan kerja yang cukup besar sehingga dapat memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Menciptakan teknologi baru dan menciptakan produk dan jasa baru, banyak wirausaha yang memanfaatkan peluang dengan menciptakan produk atau jasa baru, Kalaupun mereka masih mempertahankan produk lama, produk tersebut merupakan produk yang sudah diperbaiki, wiirausaha juga banyak yang mengembangkan teknologi baru untuk produksi barang. 
            Mendorong Inovasi. Meskipun biasanya mereka tidak menciptakan sesuatu yang baru, tetapi mereka dapat mengembangkan metode atau produk yang inovatif. Membantu organisasi bisnis yang besar. Bisnis yang besar seringkali memperoleh komponen dari perusahaan kecil yang memproduksi konponen tersebut, Perusahaan besar tidak memproduksi komponen tersebut karena tidak terlalu efesien memproduksi komponen yang kecil dengan pasar yang kecil.
II. Ciri-ciri Wirausaha 
             Pada tahap Awal berdirinya suatu perusahaan, selain dibutuhkan tersedianya sumber daya atau faktor-faktor produksi, juga diperlukan adanya jiwa kewirausahaan yang tangguh dari pengelolanya. Kewiirausahaan merupakan suatu profesi yang tinmbul karena interaksi antara Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang diberikan dalam praktek.
Ciri-ciri keperibadian seorang wirausaha adalah sebagai berikut :
1.       Memiliki cita-cita dan kemudian berusaha mewujudkan cita-cita tersebut.
2.       Berani menanggung resiko 
3.       Mau dan suka bekerja keras
4.       Memiliki semangat kerja yang tinggi dan tidak mudah putus asa
5.       Memiliki rasa percaya diri yang kuat
6.       Memiliki keterampilan untuk memimpin orang lain
7.       Memiliki daya kreativitas yang tinggi
Ciri-ciri di atas sama dengan yang dikemukakan oleh Sukandani S Gitosarjono, mengenai sifat-sifat peribadi seorang wirausaha yang diperlukan supaya bisnisnya berhasil yaitu : harus tekun, harus ulet, harus tahan banting, harus peka, harus bekerja keras, harus bijaksana dan harus berpikir mandiri. Dari sifat-sifat peribadi seorang wirausaha tersebut akhirnya mendorong orang tersebut untuk mencapai keinginan, cita-cita dan sasaran yang telah ditetapkan.
   Seorang Wirausahawan seperti Ray Knoc mampu mengambil suatu risiko dan mengubahnya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, Membuat keputusan untuk mengubah sumber daya akan bekerja lebih baik jika seseorang itu kreatif, berpengalaman dan percaya diri,
             Berkaitan dengan pandangan bisnis dan  penggunaan sumber daya manusia, ada empat tipe wirausaha yaitu(sukanto Tonoto 1986).
1.       Kelompok Wirausaha yang tidak memiliki bayangan dan citi-cita untuk menjadi besar. Bagi kelompok ini sudah merasa cukup bila hasil bisnisnya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.
2.       Kelompok Wirausaha yang gagal dalam bisnisnya. Kelompok ini bisnisnya berkembang sangat pesat, namun sampai tahap tertentu bisnisnya tidak terkendali.
3.       Kelompok Wirausaha yang sukses semasa pemilik modal/bisnis masih hidup. Kelompok ini  melalaikan siapa yang menggantikannya atau menurunkan bisnisnya.
4.       Kelompok wirausaha yang menyadari bahwa usahanya tidak dapat berkembang lebih jauh lagi, kalau tidak mengembangkan sumber daya manusianya.

III.Pengertian Kewirausahaan Koperasi
              Kewirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif, untuk mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan berpegang teguh pada prinsif identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama. 
             Menurut Meredith Wirakop adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.
                Kewirausaha koperasi merupakan orang yang mempunyai kemampuan dan kemauan dalam inovasi atau mendapatkan strategi bagi pengembangan koperasi, sehingga diharapkan koperasi akan mempunyai keunggulan bersaing dari badan usaha lain yang menjadi pesaingnya.

IV.Ciri-ciri Wirakoperasi
           Pada dasarnya wirakoperasi memiliki ciri yang sama dengan wirausaha pada umumnya, terutama dalam penghayatan dan pengamalan asas pokok kewirausahaan, ciri khusus yang harus ada pada seorang wirakoperasi adalah sikapnya yang lebih menghargai kebersamaan dari pada keberhasilan keuntungan individual dengan begitu diharapkan akan lebih termotivasi dan akan lebih kreatif bekerja dalam kebersamaan. Banyak pihak yang meragukan keampuhan motivasi kebersamaan sebagai ciri ekstra yang melandasi kemauan dan kemampuan wirakoperasi untuk berkarya.
          Sedangkan menurut Meredith 1984 ciri-ciiri wirausaha termasuk Wirakop adalah :
a.       Mempunyai kepercayaan yang kuat pada diri sendiri.
b.      Berorientasi pada tugas dan hasil yang didorong untuk berprestasi berorientasi pada keuntungan, tekun, tabah dan mempunyai tekat kerja keras.
c.       Mempunyai kemampuan dalam mengambil resiko dan  mengambil keputusan secara cepat dan cermat.
d.      Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan bersedia menerima saran dan kritik
e.      Berjiwa inovatif dan kreatif
f.        Berorientasi ke masa depan.
Dari ciri-ciri wirakop tersebut pada dasarnya wirausaha koperasi mempunyai tugas mencari perubahan, menanggapi perubahan dan  memanfaatkannya sebagai peluang dalam memajukan koperasinya.


IV.Fungsi, dan  Tugas  Kewirakoperasian
      Dipandang dari kegiatan seorang wirakop, fungsi kewirakoperasian dibedakan menjadi 3(tiga) jenis yaitu ( Hendar, 1997).
1.       Kewirakoperasian rutin
Kewirakoperasian rutin diarahkan pada kegiatan rutin organisasi usaha(koperasi), seperti produksi, pemasaran, personalia, keuangan, Admisndtrasi dll. Tugas wirakop disini hanyalah meluruskan atau mengendalikan sesuatu agar alokasi sumberdaya berjalan sesuai dengan program yang telah ditetapkan.
2.       Kewirakoperasian arbitrase
Artbitrase disini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua kondisi yang berbeda. Tugas utama dari wirakop dalam hal ini mencari peluang(opportunity) yang menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda.
3.       Kewirakoperasian inovatif
Inovasi berarti mencari, memanfaatkan dan menemukan sesuatu yang baru. Wirakop yang inovatif berarti wirakop yang selalu tidak puas dengan kondisi yang ada.

Sedangkan tugas wirakop adalah menciptakan keunggulan koperasi dibandingkan dengan organisasi usaha pesaingnya. Keunggulan tersebut dapat diperoleh melalui (Hendar, 1997).
1.       Kedudukan monopoli
Bila para masyarakat bersatu membentuk koperasi(koperasi primer), maka koperasi tersebut mempunyai kedudukan  yang kuat di pasar karena ia akan menjadi penjual tunggal. Kemudian masing-masing koperasi primer membentuk koperasi di tingkat atasnya(koperasi sekunder), demikian seterusnya, bila antar koperasi sekunder membentuk koperasi tersier dan antar koperasi tersier membentuk koperasi di tingkat atasnya lagi, maka koperasi akan menjadi monopoli dalam pasar yang sangat luas.
2.       Biaya transaksi
Tugas wirakop yang kedua ini adalah menekan biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya yang timbul diluar biaya produksi karena koperasi bertransaksi dengan pihak lain baik anggota maupun non anggota. Kemungkinan menekan biaya transaksi pada koperasi dapat dilakukan karena pembelian dalam jumlah banyak akan menurunkan biaya peunitnya(karena ada potongan harga), biaya resiko yang rendah karena ada pasar internal(transaksi antara koperasi dengan anggota atau sebaliknya) dan interlinkage market(pasar antar koperasi) untuk menghindari system ijon atau lintah darat dan adanya social control(control antar anggota) memungkinkan biaya pengendalian piutang menjadi rendah.
3.       Interlinkage market
Interlinkage market adalah hubungan transaksi antar pelaku ekonomi di pasar. Seorang produsen membutuhkan input dari penghasil input(rumah tangga konsumen) dan membutuhkan modal dari pemberi kredit. Bila penghasil input membentuk koperasi misalnya koperasi penjual, para produsen membentuk koperasi simpan pinjam, maka transaksi antara ketiga koperasi tersebut akan dapat mengurangi biaya transaksi karena koperasi akan terhindar dari sistim ijon dan rentenir.
4.       Trust capital/Pengumpulan Modal
Trust capital secara sederhana diartikan sebagai Pengumpulan modal. Tugas Wirakop adalah mengelola modal secara efesien dan meningkatkan partisipasi intensif anggota dalam memanfaatkan jasa pelayanan koperasi dan partisipasi kontributif dalam pembentukan permodalan yang baru.
5.       Pengendalian ketidak pastian
Tugas wirakop dalam hal ini adalah meningkatkan pelayanan terhadap anggotanya dengan jalan menyediakan barang-barang atau jasa-jasa yang dibutuhkan oleh anggotanya.
6.       Inovasi
Tugas wirakop dalam hal ini menciptakan inovasi-inovasi baru yang berasal dari anggota atau manajer yang menguntungkan bagi koperasi dan anggotanya terutama pada saat koperasi mengalami stagnasi. Untuk membangkitkan kembali koperasi dari kelesuan diperlukan wirakop-wirakop yang altruistis yang handal. Dikatakan altrustis karena seorang wirakop harus lebih mementingkan kepentingan orangn lain dibanding dirinya. Sedangkan wirakop yang handal sangat diperlukan karena koperasi mempunyai dua misi seperti yang dikemukakan diatas.
7.       Tugas wirakop dalam hal ini adalah meningkatkan partisipasi intensif para anggota koperasi dengan jalan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan anggotanya.

V. Jenis Wirausaha Koperasi.
                Kegiatan utama wirausaha koperasi adalah menemukan dan melaksanakan peluang-peluang koperasi. Tugas wirausaha koperasi adalah mencari adakah dan dimana koperasi memiliki keuntungan komparatif. Oleh karena itu, pengembangan kewirausahaan koperasi oleh lembaga-lembaga pengembangan swadaya merupakan hal terpenting dalam setiap strategi pengembangan koperasi.
               Menurut Jochen Ropke, mengemukakan secara terperinci  mengenai cara koperasi memecahkan masalah-masalah kewirausahaan dan membedakan empat jenis wirausaha koperasi yaitu:
1.       Wirausaha koperasi yang merupakan bagian dari golongan anggota dan dapat dipilih untuk menjabat kepemimpinan koperasi : Wirausaha anggota.
2.       Wirausaha koperasi yang menjadi Manajer badan usaha koperasi : Wirausaha Manajer.
3.       Wirausaha koperasi yang merupakan bagian dari adminstrasi pemerintahan atau parastata : Wirausaha birokratis.
4.       Wirausaha koperasi yang merupakan anggota organisasi non koperasi lainnya(seperti sekolah, universitas,lembaga donor dan sponsor dll) yang memberikan kemungkinan karier dan dorongan yang tidak bergantung pada wirausaha koperasi, bahkan membantu wirausaha koperasi : Wirausaha Katalitik.
Dari keempat pola kewirausahaan koperasi, dua nomor pertama dapat digolongkan sebagai wirausaha yang berinisiatif sendiri, sedangkan dua nomor lainnya sebagai wirausaha pengembangan ekstrem sbb.
Pola Kewirausahaan Koperasi
Wirausaha Koperasi  ( Inisiatif sendiri):
1.       Wirausaha Anggota
2.       Wirausaha Manajer
Wirausaha Koperasi ( Pengembangan Ekstern)
1.       Wirausaha Birokratis
2.       Wirausaha Katalistik
Pada kewirausahaan koperasi yang berinisiatif sendiri, keputusan penting kewirausahaan dibuat oleh orang yang memiliki fungsi dalam lembaga koperasi(anggota, manajer/direktur pengurus). Selain itu koperasi dapat didirikan melalui inisiatif lembaga ekstern. Yang dimaksud dengan lembaga ekstern ialah pejabat-pejabat adminstrasi yang bertanggungjawab atas pembangunan organisasi koperasi. Pejabat-pejabat tersebut secara khusus mengelola dan membantu LSM. Inilah yang disebut wirausaha birokratis, Jenis kewirausahaan ini biasanya menunjukan proses Ofisialisasi (gerakan) koperasi.

VI. Keunggulan Bersaing Koperasi.
               Keunggulan bersaing(competitive advantages) biasa diperoleh melalui strategic asset, reputation dan arsitectur koperasi, tetapi peranan wirakop dalam menciptakan inovasi lebih dominan dari pada menciptakan competitive adventages (Hendar, 1997).
                 Strategi asset adalah asset yang diperoleh melalui hak monopoli, lisensi, paten dan hak penguasaan lainnya yang umumnya diberikan oleh pemerintah. Perkembangan koperasi di Indonesia (Khusunya KUD) pada umumnya diperoleh kariena strategi asset, seperti kebijaksanaan pemerintah yang mengharuskan di wilayah kecamatan hanya terdapat satu KUD, ketentuan bidang ekonomi yang hanya boleh diusahakan oleh koperasi untuk tidak diusahakanoleh badan usaha lainnya, dan masih banyak ketentuan-ketentuan lain  yang sebenarnya sangat menguntungkan bagi koperasi.
               Demikian juga dengan reputation(nama baik), melalalui reputasi ini koperasi tidak memperoleh competitive adventages, karena sampai saat ini koperasi masih belum mempunyai reputasi yang baik di mata masyarakat, terutama karena koperasi yang dijadikan sebagai alat pembangunan belum mampu mengangkat masyarakat dari kemiskinan. Selain itu banyak koperasi yang terpaksa gulung tikar karena tidak mendapat tanggapan positif dari masyarakat.
               Competitive advantages juga bisa diperoleh dari arsitektur koperasi. Arsitektur koperasi didasarkan pada prinsip identitas(identity prinsiples), yang menyatakan  bahwa anggota sebagai pemilik juga sebagai pelanggan, berdasarkan prinsip ini anggota akan memasuki koperasi jika sesuai dengan kepentingannya. Kedudukan anggota dalam koperasi menjadi sangat kuat karena ia adalah sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan yang memungkinkan ia mempunyai kebebasan untuk keluar dan meninggalkan atau mengurangi partisipasinya pada koperasi jika :
a.       Hubungan pribadinya dengan koperasi terganggu.
b.      Badan usaha koperasi tidak lagi dapat memajukan ekonomis anggota yang bersangkutan 
c.       Jika syarat keanggotaanya itu lenyap.
Oleh karena itu secara ekonomis dapat dinyatakan bahwa seseorang akan menjadi anggota dan berpartipasi dengan koperasi apabila ia memperoleh keuntungan yang lebih besar dari pada dengan usaha sendiri atau masuk dalam badan usaha lain. Atau dengan kata lain koperasi harus mempunyai keunggulan bersaing dibanding dengan bandan usaha non koperasi melalui partisipasi aktif anggota dan menciptakan efesien  dalam tubuh koperasi dengan pembelian pada kapasitas yang banyak, inter linkage market(pasar internal), pengawasan yang efesien melalui control antar anggota atau social control, tanggungan resiko yang rendah, biaya transaksi relative rendah dan lain-lain, juga melalui penciptaan inovasi seperti penemuan proses baru yang dapat menurunkan biaya produksi, menemukan produk baru yang disukai konsumen, penggunaan teknologi baru yang lebih efeisien dan lain-lain.
Selain itu koperasi dapat bersaing dengan organisasi-organisasi lain dalam hal anggota, modal, pelanggan dan lain-lain, namun mereka juga harus menawarkan kelebihan khusus yang tidak akan dapat diberikan oleh organisasi lainnya dan hanya dapat direalisasikan oleh individu-individu jika mereka menjadi anggota suatu koperasi. Bila suatu subjek ekonomi memasuki suatu hubungan dengan perusahaan, ia dapat memanfaatkan atau menawarkan kelebihan sebagai kreditur, pemilik, pembeli, supplier, pelanggan, pekerja dan lain-lain
Agar suatu koperasi dapat memberikan suatu pelayanan dengan kondisi-kondisi yang lebih baik dibanding dengan institusi-institusi lainnya, maka harus mengambil alih kendali dari koperasi menjadi bukan hanya pemakai dari pelayanan-pelayanannya tetapi juga menjadi pemiliknya( ada hubungan identitas dalam koperasi). Dengan cara seperti itu, para anggota mempunyai hak/kekuasaan untuk meminta promosi khusus atas kepentingan bisnisnya yang tidak mungkin dipeloleh dari perusahaan non koperasi.