Selasa, 12 April 2016

ORGANISASI DALAM SISTEM PASAR




ORGANISASI KOPERASI DALAM SISTIM PASAR

            Dasar Keputusan Memasuki Koperasi.
                   Mengapa dan kapan seseorang akan masuk menjadi anggota koperasi? Individu itu akan menjadi anggota koperasi atau akan mempertahankan keanggotaannya( Tetap menjalin usaha dengan koperasinya), jika mereka mengharapkan bahwa kegunaan(utility) yang dapat mereka peroleh dari koperasi lebih besar dari pada manfaat tidak menjadi anggota koperasi, misalnya dengan melakukan usaha dalam organisasi non koperasi atau pesaing koperasi.
                  Kegunaan(utility) dalam hal ini, bermakna(dipahami) sebagai “Nilai subyektif” dari sebuah alternatif atau pilihan yang terbuka bagi seseorang. Jika seseorang lebih mnyukai sebuah jeruk dari pada tiga buah apel, maka sebuah jeruk lebih ”berguna” bagi orang tersebut daripada tiga apel tadi. ”Nilai” itu mencirikan kapasitas yang potensial bagi suatu objek atau kegiatan untuk memuaskan kebutuhan manusia.
                  Jika koperasi memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi bagi seseorang dari pada organisasi lainnya, hal ini memiliki makna yang sederhana, bahwa koperasi lebih mampu memuaskan keinginan-kinginan manusia anggotanya. Hipotesis dasar yang membahas tentang keanggotaan koperasi dapat diformulasikan sebagai berikut:
Manfaat koperasi > manfaat non-koperasi, atau
Manfaat koperasi > manfaat pesaing, atau
Keunggulan/keuntungan berkoperasi > keunggulan pesaing
         Jika koperasi memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi bagi seseorang dari pada organisasi lainnya, hal ini memiliki makna yang sederhana, bagi koperasi lebih mampu memuaskan keinginan-keinginan manusia anggotanya.
          
         Jika manfaat(utility) atau keunggulan yang diberikan oleh koperasi bagi seseorang lebih tinggi dari utility yang dapat diperoleh/dicapai olehnya pada saat ia tidak menjadi anggota koperasi, maka orang tersebut akan masuk menjadi anggota koperasi dan melakukan usaha dengan koperasinya atau dengan kata lain, koperasi dapat menarik anggotanya. 

Dasar Keputusan Memasuki Koperasi

Keanggotaan dalam suatu koperasi                                Keanggotaan dalam koperasi
Perusahaan Melahirkan                                                  suatu perusahaan melahirkan
 



 Manfaat, keunggulan                                                                       Kerugian
     ( advantages)                                                              ( disadvantages)




Insentif untuk masuk                                                      Dis-insentif untuk masuk



Jika manfaat/keunggulan                       Kerugian                Orang akan masuk/tetap men-
 ( advantages)                                     (disadvantages)          jadi anggota koperasi/mening-
                                                                                              Katkan kegiatan dlm.Koperasi

                                                                                               Orang akan meninggalkan 
Jika (advantges)                                  (disadvantages)         Koperasi/menurunkan tingkat
                                                                                               Kegiatannya dalam koperasi


            Mengambil sikap atas perbandingan manfaat relatif dari paling sedikit dua lembaga yang berbeda, dengan dasar itu pertimbangan seseorang untuk memutuskan bergabung atau tidak menjadi anggota suatu lembaga, tergantung pada proses evaluasi ekonomi, di mana individu tersebut membandingkan manfaat yang diperolehnya dari lembaga-lembaga pesaing.
                   Dalam membandingkan efesiensi ekonomis dari lembaga-lembaga itu, individu-maupun ilmuwan yang mencoba mensimulasi perilaku individu dengan menggunakan analisis ilmiah- tentunya tidak akan tertarik pada efesiensi ideal  dari suatu lembaga, karena tak akan banyak memberikan makna. Seandainya ia mengetahui apa yang secara ideal dapat ia harapkan dalam situasi nirwana  dari suatu organisasi, ia mencoba untuk membangun evaluasi ekonomis mengenai manfaat dan biaya dalam menggunakan lembaga pesaing, dalam kegiatan lembaga sehari-hari yang mungkin dialami secara subjektif, dengan seluruh analisi kelemahan dan kekuatannya.
                       Mengikuti pendapat Harold Demsetz, secara teoritis pendekatan ini dapat dianggap teoritis sebagai pendekatan lembaga komparatif. Hingga saat ini beberapa peneliti dan para praktisi koperasi memperoleh proposisi dan saran mengenai manfaat keanggotaan koperasi dari teori koperasi yang berfungsi secara ideal. Mereka menggunakan teori nirwana koperasi. Akan tetapi, karena jenis ideal ini tidak dapat ditemukan dalam kenyataan, mereka harus menjembatani kesenjangan antara situasi ideal dan riil dengan mentransformasikan kenyataan sebanyak mungkin pada arah yang ideal.
            Keunggulan khusus yang tidak akan ditemukan dalam lembaga lain, hanya dapat diwujudkan oleh individu-individu itu jika mereka menjadi anggota koperasi dan ini berarti secara bersamaan mereka menjadi pemilik maupun pengguna jasa Koperasi.

            Keunggulan-Keunggulan Khusus Koperasi .
               Koperasi bersaing dengan organisasi lain dalam hal memperoleh anggota, modal, pelanggan, dan sebagainya. Jika koperasi ingin menarik anggota, koperasi harus menawarkan keunggulan khusu atau tambahan yang tidak dapat diberikan organisasi-organisasi pesaingnya. Dengan kata lain, keunggulan khusus yang tidak akan ditemukan dalam lembaga lain, hanya dapat diwujudkan oleh individu-individu itu jika mereka menjadi anggota koperasi, dan ini berarti secara bersamaan mereka menjadi pemilik maupun pengguna jasa.
              Masalah yang penting ini akan dibahas dengan bantuan gambar sebagai berikut. :

      Pihak-Pihak yang Berkepentingan dalam Suatu(Lembaga Usaha) Koperasi

 

                        Kreditur                                                                       Pemilik ( Pesaham)
   MANAJEMEN
 







                      Pemasok(Suplier)                                                       Pelanggan(Custumer)

                                                             Karyawan

Jika seorang pelaku(subjek) ekonomi memasuki suatu hubungan dengan sebuah perusahaan, ia dapat memperoleh manfaat sebagai kreditur, pemilik, pembeli, pemasok, pelanggan atau karyawan. Ini merupakan manfaat yang secara umum dapat diberikan oleh perusahaan apa pun.
       Karena adanya hubungan identitas maka dapat diharapkan dalam kondisi khusus(internal dan eksternal) manajemen koperasi akan memberikan pelayanan yang lebih baik atau keuntungan(manfaat) yang lebih tinggi bagi para anggota daripada manjemen dalam perusahaan non-koperasi. Para anggota koperasi dapat mengharapkan promosi khusus atas kepentingan mereka. Jawaban bagi pernyataan di atas tentang mengapa anggota koperasi bertahan ataupun tetap menjadi anggota koperasi yang aktif, adalah karena para anggota mengharapkan bahwa :


                       Manfaat kemajuan/                                       manfaat kemajuan/
             Promosi koperasi(khusus)                                      Promosi pasar(biasa)

                    Dalam pengertian yang sangat umum, dapat dikatakan bahwa ada dua kondisi yang harus dipenuhi oleh suatu koperasi agar menjadi alternatif yang menarik bagi anggota-anggota prospektifnya.
            1. Koperasi harus mampu memberikan(paling tidak) keunggulan yang sama dengan alternatif-alternatif non koperasi. Koperasi harus berhasil dalam persaingan, koperasi harus memiliki kemampuan untuk memberikan keunggulan (manfaat) ”khusus” bagi anggotanya.
            2.  Sekalipun koperasi mampu menyaingi organisasi-organisasi lain dalam kondisi, waktu dan tempat yang khusus, tetapi para anggotanya tidak dapat berpartisipasi, maka dalam keunggulan semacam ini para anggota itu akan kehilangan minat untuk menjadi anggota koperasi yang aktif.
Para anggota koperasi harus mampu mengendalikan manajemen koperasi sedemikian rupa sehingga manajemen dapat dan berkeinginan untuk memajukan kepentingan anggotanya.
        Dengan kata lain suatu koperasi menghadapi dua bentuk tes/uji(test) dalam memperoleh anggotanya. Pertama dengan memberikan ”manfaat bersih” bagi mereka- koperasi harus memiliki keunggulan kompetitif yang potensial dibanding dengan lembaga-lembaga lainnya(market test). Kedua, koperasi harus mengimplentasikan atau mewujudkan keunggulan ini bagi kepentingan anggotanya(participation- test). Kedua tes ini bersama-sama membentuk ” cooperative test”.
            Koperasi Dalam Segitiga Strategis
Apa telah dibahas sejauh ini mengenai keunggulan/manfaat komparatif koperasi dapat diterjemahkan ke dalam istilah analisis strategis. Untuk menganalisa strategi koperasi, tiga pelaku utama harus diperhitungkan : Koperasi, Anggota/Pelanggan koperasi dan pesaing koperasi. Masing-masing pelaku strategis ini memiliki tujuan dan kepentingan sendiri-sendiri. Untuk dapat sukses beroperasi dalam segitiga ini, koperasi harus mengetahui cara menggunakan hubungan di antara ketiga pelaku ini dengan sebaik-baiknya.
       Secara tradisional, pemikiran koperasi dibangun oleh adanya hubungan antara perusahaan koperasi dengan anggotanya. Walaupun koperasi mampu memberikan keuntungan bagi anggotanya, ia tidak akan bisa bertahan hidup jika tidak berhasil dalam persaingan dengan lembaga lainnya. Oleh karena itu pertanyaan yang paling utama adalah apa keuntungan kopetitif koperasi.
         Strategi koperasi yang berhasil merupakan suatu hal yang dapat menjamin penyesuaian yang lebih baik dari kekuatan-kekuatan koperasi terhadap kepentingan-kepentingan pelanggan, dibandingkan dengan yang dapat diberikan oleh pesaing.
1. Koperasi harus mampu memberikan setidaknya manfaat keunggulan yang 
    sama dengan yang diberikan oleh pesaing(non koperasi, dengan kata lain, 
    koperasi harus memiliki kemampuan untuk memberikan kunggulan khusus.
2. Anggota koperasi harus mampu mengendalikan manajemen sedemikian rupa  
    sehingga manajemen termotivasi untuk memajukan kepentingan anggotanya.

Sebagaimana yang telah diungkapkan di muka, teori koperasi tradional menyatkan bahwa kondisi yang kedua inilah yang kurang terpenuhi. Teori ini berdasarkan pada gagasan mengenai hubungan yang harmonis antara para anggota dan manajemen koperasi, gagasan yang juga sangat umum di antara para promotor koperasi Indonesia.

Gambar : Coopetative Test ” Uji Koperasi



Manfaat Koperasi                      Manfaat                           Manfaat tanpa
                                                   Non-koperasi                   Spesialisasi




                               Uji Koperasi                        Uji ekonomis
                         ( Cooperative test)                     ( Economic test)
 



         Uji Pasar                  Uji partisipasi
        ( Market test)            (Participation test)


Jika hubungan yang harmonis ini juga berlaku dalam koperasi tradisional bukan karena para anggotanya dimotivasi untuk lebih “harmonis” tetapi karena mereka tidak membutuhkan manajemen profesional untuk memajukan kepentingannya, tidak dapat diharapkan bahwa hipotesis ini secara umum akan benar-benar terjadi pada koperasi-koperasi modern.
         Oleh karena itu, kelihatannya akan lebih berhasil jika argumentasi ini didasarkan pada pertentangan kepentingan antara anggota, manajer, dan promotor-promotor eksternal. Setelah itu baru menentukan dalam kondisi apa perbedaan kepentingan tersebut dapat diselaraskan. Pemikiran-pemikiran seperti ini tidak mungkin diterapkan dalam teori yang mengasumsikan siituasi koperasi tanpa konflik. Pembahasan yang lebih terperinci dalam masalah ini akan diberikan pada penjelasan lain yaitu Partisipasi dalam koperasi.